Masyarakat mengenal waluh sebagai
buah yang di konsumsi sebagai makanan pelengkap.
pada umumnya waluh di olah
langsung / diproses untuk kolak , ada juga yang memanfaatkan untuk sayuran. Padahal
masi banyak lagi manfaat yang bisa didapatkan dengan buah yang satu ini.
Selain untuk makanan siap saji ,
waluh bisa dimanfaatkan untuk bahan baku ataupun
campuran kue. Waluh ternyata dapat juga
dimanfaatkan untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Karena dalam waluh ,terutama
kulitnya ditemukan
zat penguat dinding lambung dari serangan maag. dalam proses pengolahan
sebaiknya kulit labu kuning yang dikenal sebagai waluh, tanpa dikupas. Pada buah waluh
terdapat juga kandungan kimia. Kandungan
kimia inilah yang akan berfungsi untuk
mengurangi kadar gula dalam darah, menjadi sumber anti-bakteri dan anti-
virus. Oleh
karena itu, waluh sangat bagus untuk dikonsumsi oleh manusia karena kandungan
gizinya yang baik bagi
kesehatan tubuh. Apalagi dengan harganya yang terjangkau dan mudah
didapat sehingga memudahkan masyarakat untuk mengkonsumsinya.
Waluh merupakan tanaman semusim, batangnya menjalar, agak keras, dan berbulu lunak sedikit agak
kasar. Daun besar berlekuk dangkal, ukuran daunnya 20 x 30 cm panjang daun 12
– 30 cm. Buah waluh beragam , kulit berwarna kuning / hijau pudar dan keras,
daging buah berwarna kuning, bertekstur halus dan berserat. Bijinya berwarna
putih sampai coklat gelap,berlemak dan berbentuk simetris agak besar.
Ora
ngrumat, itulah istilah yang tepat untuk jenis tanaman satu ini, karena
sangat mudah menanamnya bahkan tanpa perawatan pun bisa tumbuh subur. Karena
tanaman waluh mempunyai adaptasi tinggi terhadap suhu dingin, juga cocok
untuk daerah kering dengan curah hujan sedang.
Masyarakat petani desa Pakisrejo,
kecamatan Tanggunggunung, sudah mulai membudidayakan tanaman waluh ini.
Suwito merupakan salah satu contoh petani
yang membudidayakan. Awalnya Suwito hanya sekedar mencoba. Karena ketika
itu Suwito kekurangan modal untuk menanam polowijo, akhirnya disarankan oleh
temannya untuk mencoba menanam waluh. Setelah melihat hasilnya yang
menggiurkan, akhirnya setiap musim tanam selalu menanam.
Untuk pemasaran, sebelumnya Suwito mengalami
kesulitan mengingat jarak tempuh dari desanya ke pasar sangat jauh. Tetapi
sekarang banyak pedagang pengepul yang mengambil langsung. Dalam sekali panen
bisa mencapai 5 ton, dengan harga Rp 1500/kg. Suwito bisa mendapat keuntungan
Rp 6 juta per panen. Dengan keberhasilannya ini, akhirnya banyak petani lain
yang menanam waluh. Desa Pakisrejo salah satu desa, yang paling banyak
menghasilkan tanaman waluh. Hingga menjadikan Kecamatan Tanggunggunung sebagai
daerah yang sangat potensial untuk pengembangan budidaya waluh. Selain
tanahnya subur, lahan masih tersedia cukup luas.
|
|
|
Pada lahan subur waluh bisa mencapai berat 5 Kg
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar